Jumat, 30 Januari 2015

Pengertian 5W+1H

sore bos...
kali ini saya akan share tentang 5w+1H
langsung saja bos...

Menulis berita bukan sekedar mencurahkan isi hati. Sebuah berita harus dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, aktual, dan informatif. Tidak seperti menulis karangan yang mendayu-dayu. Kualitas berita tentu harus memenuhi kriteria umum penulisan, yaitu 5W+1H yang sudah menjadi ‘sego ’ (di luar kepala) buat seorang jurnalis. Selain syarat tersebut, sebenarya ada juga syarat yang juga wajib dimengerti oleh seorang jurnalis, yaitu persyaratan bentuk. Dalam jurnalistik syarat bentuk ini lebih sering dikenal dengan sebutan ‘Piramida Terbalik’. Kenapa disebut Piramida Terbalik, karena bentuknya memang mirip dengan piramida mesir namun posisinya terbalik.

Mengapa kedua hal ini disebut sebagai dasar menulis bagi wartawan. Kedua teknik ini juga bisa, dan memang efektif, dipakai oleh penulis non-wartawan, termasuk bloger

5W=1H adalah singkatan dari “what, who, when, where, why, how,” yang dalam bahasa Indonesia menjadi “apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana.” Semua unsur inilah yang harus terkandung dalam sebuah artikel biasa atau berita biasa.

Artikel berbentuk berita memiliki struktur unik: Inti informasi ditulis pada alinea awal (disebut sebagai "lead" atau "teras berita"; biasanya satu hingga dua paragraf), data-data penting menyusul pada alinea-alinea selanjutnya, lalu penjelasan tambahan, dan diakhiri dengan informasi lain yang bukan bersifat informasi utama. Inilah yang disebut sebagai piramida terbalik.

Piramida Terbalik adalah sebuah struktur penulisan atau bentuk penyajian sebuah tulisan yang umum dilakukan seorang wartawan. Kenapa harus menggunakan metode Piramida Terbalik, tentu maksudnya adalah agar pembacara dapat segera mengetahui inti dari berita yang ingin diketahuinya. Apalagi disaat seperti sekarang yang serba cepat. Berita online misalkan, sebaiknya dalam menyampaikan berita langsung ke pokok beritanya. Informasi- informasi penting (inti) disajikan di awal paragraf, selanjutnya informasi pendukung mengikuti paragraf berikutnya.

Bagi pembaca sebuah artikel, piramida terbalik memudahkannya menangkap inti cerita, sebab informasi yang paling pokok langsung dibeberkan sejak alinea-alinea awal.

Bagi wartawan maupun redaktur, akan memudahkan dalam penulisan dan editing berita, karena mereka lebih fokus pada pokok pikiran berita yang mereka tuliskan. Sedangkan redaktur pun akan sangat mudah dalam menyunting ataupun memotong berita, tinggal menghapus paragraf-paragraf akhir yang dianggap tidak terlalu penting. Sedangkan bagi media dengan penulisan Piramida Terbalik ini, akan menghemat space halaman.


a) Who (siapa)

Merupakan pertanyaan yang akan mengandung fakta yang berkaitan dengan setiap orang yang terkait langsung atau tidak langsung dengan kejadian. Disni akan terliha, nama-nama yang terlasuk dalam lingkup berita yang seadang dibicarakan.

b) What (apa)

Merupakan pertanyaan yang akan menjawab apa yang terjadi dan akan mendorong wartawan untuk mengumpulkan fakta yang berkaitan dengan hal-hal yang dilakukan oleh pelaku maupun korban dalam suatu kejadian.

c) Why (mengapa)

Akan menjawab latar belakang atau penyebab kejadian. Meski jarang, why bisa dipakai untuk membuka sebuah berita atau menjadi lead berita.

d) Where (dimana)

Menyangkut tempat kejadian. Tempat kejadian bisa tertulis detail atau hanya garis besarnya saja. Biasanya, bila berita berasal dari tempat terkenal, maka penulisannya tidak terlalu mendetail.

e) When (Bilamana)

Menyangkut waktu kejadian. Waktu yang tertera tidak sebatas tanggal, tapi dapat ditulis hari, jam, bahkan menit saat berlangsung sebuah kejadian.

f) How (bagaimana)

Akan memberikan fakta mengenai proses kejadian yang diberikan. Bisa menceritakan alur kejadian bahkan suasana saat suatu kejadian yang diberitakan tengah berlangsung.

Dari keterangan diatas, dapat disimpulkan bahwa berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar. Berita memiliki daya tarik, aktual dan akurat dan atau dianggap penting bagi sebagian besar penduduk dan diterbitkan melalui media berkala. Berita yang ditulis, sebaiknya memuat struktur berita.

Sudah dulu ya bos...sudah capek saya :-D
Kurang lebihnya saya mohon maaf ya bos...

* SEKIAN *

Kamis, 29 Januari 2015

Pengertian Behind The Scene

Sore gan...

Kali ini saya akan share tentang Behind The Scene

Tentunya kalian udah pernah lihat kan yang namanya "behind the scene"..?

Langsung saja...

Behind-the-Scenes adalah potongan video yang menampilkan cuplikan proses pembuatan sebuah film/sinetron. Behind-the-Scenes biasanya dipandu oleh sutradara, produser dan pemain dalam film tersebut. Durasinya hampir sama dengan trailer sebuah film, 2-3 menit.


Sekian dulu perjumpaan kali ini , apabila ada kurangnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya TETAPI apabila ada lebihnya mohon dikembalikan :-D #JustKid...

SUMBER : https://www.facebook.com/notes/the-movie-holic/perbedaan-trailer-teaser-clip-featurette-tv-spot-dan-behind-the-scenes/471859056170315
 

Pengertian Establishing Shot

Sore Gan kali ini saya akan share tentang apa itu Establishing Shot.
Langsung saja Gan.

ESTABLISHING SHOT = Biasa disingkat ESTABLISH saja, artinya pengambilan gambar secara penuh, terlihat secara keseluruhan. Biasanya pengambilan dari jarak jauh sehingga gambar terlihat kecil. Contoh, jika kita ingin memasuki setting sebuah kamar dalam rumah sakit, biasanya kita beri dulu ESTABLISH gedung rumah sakit secara keseluruhan. Namun, jika tempat itu sudah diperlihatkan secara keseluruhan, tidak perlu ada ESTABLISH berulang kali.


* SEKIAN *

Storryboard

Inilah srtoryboard buatan saya...






NO BULLY !
TERKIMA KASIH :-D

Selasa, 27 Januari 2015

Pengertian Storyboard

Papan cerita (bahasa Inggris: Storyboard) adalah salah satu cara alternatif untuk mensketsakan kalimat penuh sebagai alat perencanaan. Papan cerita menggabungkan alat bantu narasi dan visual pada selembar kertas sehingga naskah dan visual terkoordinasi.

contoh storyboard :
Gambar diatas menceritakan tentang seorang anak laki-laki seperti pada umumnya.Pada saat ia bangun tidur ia langsung ke kamar mandi sambil mendengarkan radio ia menggosok gigi dan tiba-tiba...
giginya goyah, terlepaslah giginya dan akhirnya dia menjadi seperti serigala :-D
* SEKIAN *



Senin, 26 Januari 2015

Teknik Fotografi


Pagi semuanya kali ini saya akan share tentang teknnik fotografi
Langsung saja dari pada nanti kalian keburu laper :-D

Berikut beberapa teknik fotografi yang mungkin anda pernah liat :




1. Depth of field (ruang tajam)
Hal-hal yang mempengaruhi ruang tajam:
-Jarak pemotretan (jauh=luas, dekat=sempit)
-Bukaan diafragma (kecil=luas, besar=sempit)
-Jarak fokus lensa /focal length (tele=sempit, wide=luas, normal=bisa diatur)

Contoh foto dengan teknik depth of field

2. Panning
-Panning adalah salah satu cara untuk memberikan kesan gerak pada foto.
-Ketika melakukan panning, anda harus mengikuti objek selama membidik.
-Hasil foto menjadikan objek menjadi relatif tajam dibandingkan dengan backgroundnya yang hampir sepenuhnya blur.
-Untuk mendapatkan foto panning secara maksimal; dengan speed rendah (8-60), dan pakailah tripod (kaki tiga).

Contoh foto dengan teknik panning



3. Slow & stop action
-Slow action : salah satu teknik fotografi yang bertujuan memperlihatkan/menangkap gerakan objek. Biasanya digunakan kecepatan rendah, antara 1/30 sampai 1 detik
-Stop action : kebalikan dari slow, yaitu teknik fotografi untuk bertujuan membekukan gerak objek. Biasanya digunakan kecepatan tinggi, antara 1/125 sampai 1/4000 atau lebih.

Contoh foto dengan teknik slow action

Data teknis:
-Kamera : Nikon FM10
-Lensa : 35 – 70 mm
-Speed : 8
-Diafragma : 3,5
-ASA : 200
-Lokasi : TBS

Contoh foto dengan teknik slow action

Kamera : Canon 30D, speed : 10, diapragma : 5,6 ASA: 1600

Contoh foto dengan teknik stop action
Contoh foto dengan teknik stop action


Data teknis:
-Kamera : Nikon D100 Digital
-Lensa : 28 – 105 mm Nikkor D
-Speed : 125 (with soft box)
-Diafragma : 16
-ASA : 200

4. Zooming
-Zooming adalah teknik foto untuk memberikan kesan gerak dengan mengubah panjang fokus lensa.
-Perubahan panjang fokus hanya dapat dilakukan dengan lensa zoom.
-Untuk mendapatkan kesan gerak, anda harus menggunakan kecepatan rana tidak lebih dari 1/30 detik.
-Untuk mendapatkan foto zooming secara maksimal, pakailah tripod (kaki tiga)

Data teknis:
-Kamera : Nikon D100 Digital
-Lensa : 28 – 80 Nikkor D
-Speed : 5 (with flash)
-Diafragma : 3.5
-ASA : 400
-White balance : flash

Contoh foto dengan teknik zooming











5. Bulb
-Kecepatan rana dapat diatur sesuai dengan waktu yang kita inginkan.
-Teknik ini dilakukan dengan menahan tombol pelepas rana dengan lebih lama.
-Untuk mendapatkan hasil foto bulb secara maksimal, dapat digunakan kabel release dan tripod.
-Misal, kita mempergunakan kecepatan 30 detik sampai habis waktu perekaman cahaya.

Contoh foto dengan teknik bulb

* SEKIAN *
Kurang lebihnyaa saya mohon maaf ya...

Rabu, 21 Januari 2015

Bahaya Pemakaian Headset Bagi Telinga Dan Otak



Pagi Semua...

Kali ini saya mau share tentang bagaimana dampak dari seringnya memakai Headset. Siapa yang nggak pernah memakai headtset..? pasti semuanya pernahkan..?

Langsung saja...

– Kebiasaan mendengarkan portable music player (PMP), seperti MP3 player, bisa membuat telinga cedera. Itu terjadi jika kita terlalu sering memakai earphone atau headphone bervolume tinggi. Berdasar penelitian, efek buruk datang jika menggunakan earphone selama lima jam dalam seminggu. Dampaknya adalah kerusakan permanen pada telinga, kemungkinan terbesar hal itu terjadi pada usia muda.

Saat ini mungkin dampaknya belum terlihat, namun kelak akan terasa. Mendengarkan pemutar musik personal secara reguler dalam volume tinggi ketika muda sering kali tidak berdampak pada pendengaran. Namun, kelak kemampuan mendengar bisa menghilang, jelas salah seorang peneliti pada International Herald Tribune.

Pernyataan itu diberikan sembilan peneliti dari Committee on Emerging and Newly Identified Helat Risks. Bahkan, mereka juga menyatakan bahwa risiko kehilangan pendengaran akan didapatkan di pertengahan usia 20-an. Bagaimanapun, mendengarkan musik melalui media portabel juga menimbulkan dampak lain. Musik bisa mengisolasi pendengarnya dari khalayak ramai. Ketika mengemudi, musik dapat meningkatkan risiko hilangnya pendengaran terhadap situasi sekitar.Penyebab gangguan pendengaran memang beragam.

Bergantung juga pada usia seseorang. Suara terbagi atas beberapa tingkat. Suara ringan untuk dewasa berada antara 25 hingga 40 dB, sedangkan untuk anak-anak 20 sampai 40 dB. Bertingkat semakin tinggi hingga suara terberat berkualitas 90 dB atau lebih yang masih dapat didengar manusia.

Gelombang elektromagnetik berpengaruh terhadap listrik otak, namun menjadi pertanyaan seberapa besar pengaruh gelombang tersebut terhadap kerusakan otak? sampai saat ini belum ada satupun bukti medis yang kuat untuk membuktikan itu. Meskipun gelombang elektromagnetik berpengaruh terhadap otak tikus, namun tidak terbukti pada otak manusia Sampai saat ini beberapa penelitian di Eropa pada gelombang elektromagnetik terhadap tumor otak tidak dapat membuktikan efek tersebut.Mengenai pengaruh terhadap telinga, paparan musik dengan earphone dapat mempengaruhi ambang pendengaran , terutama bila dilakukan dengan volume keras dan jangka waktu lama.

Beberapa cara untuk mengurangi kerusakan pendengaran adalah dengan mengurangi volume suara dan mengurangi waktu untuk mendengarkan dengan earphone. Namun seringkali juga orang-orang menggunakan earphone pada tempat-tempat yang ramai seperti stasiun kereta, terminal bus ,dsb, jadinya tanpa sadar cenderung untuk meningkatkan volume earphone lebih keras lagi.

Beberapa saran untuk mengurangi efek samping misalnya menggunakan headphone yang besar (tipe yang lama), sehingga suara lebih terdistribusi dan lebih menutup suara bising dari luar dibandingkan earphone yang kecil. Tipe earbuds yang kecil mempunyai speaker kecil dengan volume besar yang diletakan di lubang telinga sudah pasti memberikan efek lebih besar pada pendengaran dibandingkan dengan headphone yang hanya ditempel pada telinga luar.

Berikut efek negatif headset atau earphone untuk kesehatan tubuh :

1.Kerusakan permanen pada telinga
Hal ini terjadi bila telinga sudah tidak kuat lagi menanggung beban suara keras dari earphone yang langsung terhubung dengan lubang telinga, biasanya, hal ini terjadi pada mereka yang masih berusia muda atau remaja.

2.Kehilangan pendengaran di usia 20-an
Berdasarkan penelitian, efek penggunaan earphone atau headset yang berlebih ini memang tidak akan langsung terasa. Kerusakan akibat penggunaan headset atau earphone yang berlebihan ini akan muncul secara perlahan, biasanya efek akan mulai terasa di usia 20-an. Di usia itu, si penderita akan mulai kehilangan pendengarannya.

3.Kerusakan otak
Gelombang elektromagnetik akibat earphone atau headset ini diduga berpengaruh terhadap listrik otak. Terbukti gelombang elektromagnetig ini berpengaruh pada listrik otak pada tikus. Namun, hingga saat ini belum diketahui seberapa besar efek dari gelombang elektromagnetik itu pada otak manusia. Tapi yang jelas kamu harus tetap waspada.

4.Ambang pendengaran
Paparan musik dengan earphone atau headset dapat mempengaruhi ambang pendengaran manusia, terutama bila dilakukan dengan volume keras dan dalam jangka waktu lama. Secara perlahan efek ini akan mengarah pada gangguan pendengaran secara permanen.
Karenanya kamu harus menggunakan earphone atau headset ini sesuai kebutuhan saja, jangan berlebih. Mengenai tingkat suara, suara tingkat ringan untuk dewasa berada antara 25 hingga 40 desibel, sedangkan anak-anak 20 hingga 40 desibel. Bertingkat semakin tinggi hingga suara terberat berkualitas 90 desibel atau lebih yang masih dapat didengar.

Sejumlah peneliti menganjurkan semua perangkat suara yang menggunakan headset atau earphone untuk tidak melebihi batas 100 desibel. Mengingat suara yang ada di luar headset (suara mesin mobil, disel atau pemotong rumput) juga bisa berpengaruh pada pendengaran manusia.

Sekian kurang lebihnya saya mohon maaf :-D

Just For Share :-)


SUMBER : http://doktersehat.com/bahaya-pemakaian-headset-bagi-telinga-dan-otak/

Kamis, 15 Januari 2015

Teknik Pencahayaan



Sore Bro kali ini saya akan share materi tentang Teknik Pencahayaan

tak usah panjang lebar langsung saja bro.Inilah beberapa contoh teknik pencahayaan yang ada dalam dunia Multimedia.








1. Pengertian Tata Cahaya









Tata cahaya adalah seni pengaturan cahaya dengan mempergunakan peralatan pencahayaan agar kamera mampu melihat obyek dengan jelas, dan menciptakan ilusi sehingga penonton mendapatkan kesan adanya jarak, ruang, waktu dan suasana dari suatu kejadian yang dipertunjukkan dalam suatu pementasan. Seperti halnya mata manusia, kamera video membutuhkan cahaya yang cukup agar bisa berfungsi secara efektif. Dengan pencahayaan penonton akan bisa melihat seperti apa bentuk obyek, di mana dia saling berhubungan dengan obyek lainnya, dengan lingkungannya, dan kapan peristiwa itu terjadi.





Kerja kamera elektronik sangat dipengaruhi oleh sistem pencahayaan . Hal ini sesuai dengan karakter sistem proses perekaman gambar oleh kamera elektronik, sehingga masalah-masalah mengenai tata cahaya sangatlah penting peranannya dalam sebuah kegiatan perekaman gambar.





Cahaya menurut sumbernya dibedakan dalam Cahaya bersumber dari alam, seperti cahaya matahari ( natural light/daylight) dan Cahaya yang diciptakan atau bersumber dari lampu, api (artifisial light/tungsten)





Sumber cahaya itu sendiri mempunyai karakteristik jenis cahaya dan intensitas cahaya yang bermacam-macam. Kita abaikan dulu permasalahan ini, kita coba untuk memperlakukan sebuah sistem yang aplikatif terhadap kerja kamera.Seperti teori dasar tata cahaya. Dalam setiap pengambilan gambar dipengaruhi oleh kondisi tata cahaya yang ada, apapun kondisinya tetapi hasilnyapun juga mengikuti kondisi tata cahaya tersebut. Namun untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal maka kita dapat mengikuti teori dasar tata cahaya yang berlaku, walaupun pada praktek kerja kita dapat mengembangkan kreasi kita sesuai keinginan dan hasil yang akan dicapai.









KUALITAS CAHAYA





a. Hard light





Disebut dengan cahaya keras yang dihasilkan dari sumber cahaya dengan intensitas yang tinggi, cahaya lebih bersifat spot. Menghasilkan kekontrasan yang tinggi dan bayangan yang keras (gelap – terangnya).





b. Soft Light





Disebut juga cahaya yang lembut karena dihasilkan dari sumber terpendar dan halus biasanya cahaya yang dipancarkan adalah flood dan dibarengi dengan filter atau elemen penghalus pemendaran cahaya.Kontras yang dihasilkan lebih tipis sehingga bayangan yang dihasilkan juga tidak keras.









Cahaya berdasarkan konsep dasar pencahayan dapat dibedakan :





a. Natural Light





Cahaya natural yang sumber cahaya dalam satu frame atau adengan maupun scene bersumber dari cahaya yang bersifat natural. Misalnya cahaya pagi hari dari sebelah timur (key). Maka shot-shot dalm scene tersebut key lightnya dari arah yang sama.





c. Pictorial Light/Arificial Light





Cahaya yang bersifat artistik atau ciptaan. dibentuk sesuai kebutuhan artistik, mood sebuah adegan atau scene. Jadi arah sumber cahaya (key) dapat berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan artistic gambar atau mood dari adegan tersebut.











Direction of Light





Pencahayaan yang dibedakan berdasarkan arah cahaya dan jatuhnya cahaya ke subjek dapat dibedakan:





a. Top Light





Cahaya yang datang dari arah atas subjek, sebagai ambient/base light juga menciptakan suasana tertekan pada subjek.





b. Eye Light





Cahaya yang ditujukan pada posisi mata subjek guna untuk menguatkan kekuatan yang dimunculkan dari mata.





c.Accent Light





Cahaya yang dibuat sebagai aksen diluar subjek untuk menciptakan kedalaman dan mood tertentu. Biasanya ditujukan pada background





Color Temperature (Suhu Warna)





Suhu cahaya yang berbeda akan menghasilkan suhu warna yang berbeda pula. Lampu neon memberikan cahaya berwarna hijau kebiru-biruan, lampu tangsten halogen menghasilkan warna kuning kemerah-merahan, sinar cahaya matahari memancarkan warna putih kebiru-biruan.





Perbedaan ini sebenarnya karena adanya perbedaan derajad suhu warna yang diukur dalam Derajad Kelvin.





Semakin rendah derajad Kelvin, maka suhu warnanya kemerah-merahan sedangkan semakin tinggi derajad Kelvinnya maka suhu warna cenderung kebiru-biruan.









Daftar derajad Kelvin dengan sumber cahaya







10.000 Kelvin


Langit biru



9.000 Kelvin


Langit mendung



7.000 Kelvin




5.600 Kelvin


Cahaya matahari (DAY LIGHT)



4.900 Kelvin


Lampu Neon



4.200 Kelvin


2 jam setelah matahari terbit/


Sebelum terbenam (TUNGSTEN)



3.800 Kelvin


1 Jam setelah matahari terbit



3.200 Kelvin


Lampu halogen



2.800 Kelvin


Lampu Pijar



2.200 Kelvin


Matahari terbit/terbenam



1.600 Kelvin


Cahaya Matahari










Jika kita melihat matahari atau lampu buatan manusia lainnya, maka cahaya yang dihasilkan adalah pijar putih atau kuning. Jadi cahaya tersebut merupakan perpaduan dari beberapa HUE dalam spektrum.Apabila berbeda sumber pencampurannya maka akan menghasilkan campuran yang berbeda pula yang ditangkap oleh mata manusia.













2. PRINSIP DASAR TATA CAHAYA





Ini sudah menjadi rumusan atau formula dasar sebuah pencahayaan dalam produksi video, film, dan foto. Tiga poin penting itu terdiri atas : Key Light, Fill Light, Back Light





a. Key Light





Pencahayaan utama yang diarahkan pada objek. Keylight merupakan sumber pencahayaan paling dominan. Biasanya keylight lebih terang dibandingkan dengan fill light. Dalam desain 3 poin pencahyaan, keylight ditempatkan pada sudut 45 derajat di atas subjek.Fill Light





b. Fill light





Pencahayaan pengisi, biasanya digunakan untuk menghilangkan bayangan objek yang disebabkan oleh key light. Fill light ditempatkan berseberangan dengan subyek yang mempunyai jarak yang sama dengan keylight. Intensitas pencahyaan fill light biasanya setengah dari key light.





c. Back Light





Pencahayaan dari arah belakang objek, berfungsi untuk meberikan dimensi agar subjek tidak “menyatu” dengan latar belakang. Pencahyaan ini diletakkan 45 derajat di belakang subyek. Intensitas pencahyaan backlight sangat tergantung dari pencahayaan key light dan fill light, dan tentu saja tergantung pada subyeknya. Misal backlight untuk orang berambut pirang akan sedikit berbeda dengan pencahayaan untuk orang dengan warna rambut hitam.





3. Fungsi tata cahaya





Tata cahaya yang hadir di atas panggung dan menyinari semua objek sesungguhnya menghadirkan kemungkinan bagi sutradara, aktor, dan penonton untuk saling melihat dan berkomunikasi. Semua objek yang disinari memberikan gambaran yang jelas kepada penonton tentang segala sesuatu yang akan dikomunikasikan. Dengan cahaya, sutradara dapat menghadirkan ilusi imajinatif. Banyak hal yang bisa dikerjakan bekaitan dengan peran tata cahaya tetapi fungsi dasar tata cahaya ada empat, yaitu penerangan, dimensi, pemilihan, dan atmosfir (Mark Carpenter, 1988).





- Penerangan. Inilah fungsi paling mendasar dari tata cahaya. Lampu memberi penerangan pada pemain dan setiap objek yang ada di atas panggung. Istilah penerangan dalam tata cahaya panggung bukan hanya sekedar memberi efek terang sehingga bisa dilihat tetapi memberi penerangan bagian tertentu dengan intensitas tertentu. Tidak semua area di atas panggung memiliki tingkat terang yang sama tetapi diatur dengan tujuan dan maksud tertentu sehingga menegaskan pesan yang hendak disampaikan melalui laku aktor di atas pentas.





- Dimensi. Dengan tata cahaya kedalaman sebuah objek dapat dicitrakan. Dimensi dapat diciptakan dengan membagi sisi gelap dan terang atas objek yang disinari sehingga membantu perspektif tata panggung. Jika semua objek diterangi dengan intensitas yang sama maka gambar yang akan tertangkap oleh mata penonton menjadi datar. Dengan pengaturan tingkat intensitas serta pemilahan sisi gelap dan terang maka dimensi objek akan muncul.





- Pemilihan. Tata cahaya dapat dimanfaatkan untuk menentukan objek dan area yang hendak disinari. Jika dalam film dan televisi sutradara dapat memilih adeganmenggunakan kamera maka sutradara panggung melakukannya dengan cahaya. Dalam pementasan tertentu, penonton secara normal dapat melihat seluruh area panggung, untuk memberikan fokus perhatian pada area atau aksi tertentu sutradara memanfaatkan cahaya. Pemilihan ini tidak hanya berpengaruh bagi perhatian penonton tetapi juga bagi para aktor di atas pentas serta keindahan tata panggung yang dihadirkan.





- Atmosfir. Yang paling menarik dari fungsi tata cahaya adalah kemampuannya menghadirkan suasana yang mempengaruhi emosi penonton. Kata “atmosfir” digunakan untuk menjelaskan suasana serta emosi yang terkandung dalam peristiwa lakon.Tata cahaya mampu menghadirkan suasana yang dikehendaki oleh lakon. Sejak ditemukannya teknologi pencahayaan panggung, efek lampu dapat diciptakan untuk menirukan cahaya bulan dan matahari pada waktu-waktu tertentu. Misalnya, warna cahaya matahari pagi berbeda dengan siang hari. Sinar mentari pagi membawa kehangatan sedangkan sinar mentari siang hari terasa panas. Inilah gambaran suasana dan emosi yang dapat dimunculkan oleh tata cahaya










Keempat fungsi pokok tata cahaya di atas tidak berdiri sendiri. Artinya, masing-masing fungsi memiliki interaksi (saling mempengaruhi). Fungsi penerangan dilakukan dengan memilih area tertentu untuk memberikan gambaran dimensional objek, suasana, dan emosi peristiwa. Gambar berikut memperlihatkan interaksi fungsi pokok tata cahaya.

























Selain keempat fungsi pokok di atas, tata cahaya memiliki fungsi pendukung yang dikembangkan secara berlainan oleh masing-masing ahli tata cahaya. Beberapa fungsi pendukung yang dapat ditemukan dalam tata cahaya adalah sebagai berikut.





- Gerak. Tata cahaya tidaklah statis. Sepanjang pementasan, cahaya selalu bergerak dan berpindah dari area satu ke area lain, dari objek satu ke objek lain. Gerak perpindahan cahaya ini mengalir sehingga kadang-kadang perubahannya disadari oleh penonton dan kadang tidak. Jika perpindahan cahaya bergerak dari aktor satu ke aktor lain dalam area yang berbeda, penonton dapat melihatnya dengan jelas. Tetapi pergantian cahaya dalam satu area ketika adegan tengah berlangsung terkadang tidak secara langsung disadari. Tanpa sadar penonton dibawa ke dalam suasana yang berbeda melalui perubahan cahaya.





- Gaya. Cahaya dapat menunjukkan gaya pementasan yang sedang dilakonkan. Gaya realis atau naturalis yang mensyaratkan detil kenyataan mengharuskan tata cahaya mengikuti cahaya alami seperti matahari, bulan atau lampu meja. Dalam gaya Surealis tata cahaya diproyeksikan untuk menyajikan imajinasi atau fantasi di luar kenyataan seharihari. Dalam pementasan komedi atau dagelan tata cahaya membutuhkan tingkat penerangan yang tinggi sehingga setiap gerak lucu yang dilakukan oleh aktor dapat tertangkap jelas oleh penonton.





- Komposisi. Cahaya dapat dimanfaatkan untuk menciptakan lukisan panggung melalui tatanan warna yang dihasilkannya.





- Penekanan. Tata cahaya dapat memberikan penekanan tertentu pada adegan atau objek yang dinginkan. Penggunaan warna serta intensitas dapat menarik perhatian penonton sehingga membantu pesan yang hendak disampaikan. Sebuah bagian bangunan yang tinggi yang senantiasa disinari cahaya sepanjang pertunjukan akan menarik perhatian penonton dan menimbulkan pertanyaan sehingga membuat penonton menyelidiki maksud dari hal tersebut.





- Pemberian tanda. Cahaya berfungsi untuk memberi tanda selama pertunjukan berlangsung. Misalnya, fade out untuk mengakhiri sebuah adegan, fade in untuk memulai adegan dan black out sebagai akhir dari cerita. Dalam pementasan teater tradisional, black out biasanya digunakan sebagai tanda ganti adegan diiringi dengan pergantian set







Peralatan Tata Cahaya





Kerja tata cahaya adalah kerja pengaturan sinar di atas pentas. Kecakapan dalam mendisitribusi cahaya ke atas pentas sangat dibutuhkan. Dengan peralatan tata cahaya, kontrol atau kendali atas distribusi cahaya itu dikerjakan. Penata cahaya perlu mengendalikan intensitas, warna, arah, bentuk, ukuran, dan kualitas cahaya serta gerak arus cahaya. Semua kendali itu bisa dimungkinkan karena adanya peralatan tata cahaya yang memang dirancang untuk tujuan tersebut. Penguasaan peralatan wajib dipelajari oleh penata cahaya.





a. Bohlam





Bohlam (bulb, lamp) adalah sumber cahaya. Bagian-bagian dari bohlam terdiri atas envelope, filament, dan base (Gb.204). Envelope adalah cangkang yang terbuat dari gelas kaca atau kwarsa untuk melindungi komponen dari udara dan mencegahnya dari kebakaran.













Gb.204 Bohlam





Filament merupakan komponen yang mengubah panas listrik menjadi cahaya. Ukuran dan bentuknya bermacam-macam disesuaikan dengan ketahanan panas dan hasil cahaya yang dinginkan. Karena filament menghasilkan cahaya dari panas maka ia juga menjadi lemah karena panas sehingga mudah rusak. Oleh karena itu pemasangan dan pelepasan bohlam hendaknya dilakukan dengan hati-hati apalagi ketika kondisinya sedang menyala. Base, adalah dasaran untuk meletakkan bohlam pada dudukan yang sesuai dan merupakan komponen yang menghubungkan filament dengan arus listrik. Jenis dan bentuk base berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan dudukan yang disediakan pada masing-masing jenis dan merk lampu dari pabrikan tertentu.























Gambar di atas memperlihatkan aneka ragam bentuk bohlam. Hampir semua bohlam dibuat terpisah dengan reflektornya tetapi pada lampu PAR bohlam dibuat satu unit dengan reflektor dan lensa sehingga jika bohlam mati maka semua unit komponennya harus diganti. Pada dasarnya jenis bohlam lampu panggung ada tiga yaitu; tungsten, tungsten-halogen, dan discharge. Tungsten digunakan untuk lampu di bawah 1000 watt. Tungsten-halogen untuk lampu 1000 watt ke atas. Sedangkan discharge adalah lampu yang hanya bisa dioperasikan secara manual seperti lampu followspot. Penggunaan jenis bohlam ini didasari pada ketahanan material menahan panas tinggi dalam kurun waktu yang lama. Karena bekerja dengan panas, maka kualitas bohlam menurun seiring penggunaan waktu dan batas waktu hidupnya (lifetime) telah ditentukan (terbatas).





b. Reflektor dan Refleksi





Untuk memancarkan cahaya dari bohlam ke objek yang disinari dibutuhkan reflektor. Cahaya yang hanya berasal dari bohlam sinarnya kurang kuat dan tidak terarah pancarannya. Dengan reflektor maka pancaran cahaya yang berasal dari bohlam dapat ditingkatkan, diatur, dan diarahkan. Lampu panggung menggunakan tiga jenis reflektor yaitu; ellipsoidal, spherical, dan parabolic. Reflektor ellipsoidal berbentuk lengkungan setengah elips (lonjong) yang mengelilingi lampu sehingga mencipatkan efek pancaran tiga dimensi. Jarak masing-masing sisinya terhadap sumber cahaya tetap. Karena bentuknya tersebut cahaya yang dihasilkan oleh reflektor ellipsoidal memiliki dua focal point (tittik temu fokus cahaya). Focal point 1 berasal dari titik fokus sumber cahaya (bohlam) kemudian memantul kembali ke reflektor yang hasil refleksinya membentuk titik focal point 2 baru kemudian menyebar (Gb.206).















Gb.206 Reflektor elipsoidal







Reflektor spherical memiliki bentuk sisi yang membulat. Jenis reflektor ini memancarkan seluruh cahaya langsung dari titik focal point ke reflektor yang merefleksikannya kembali melalui focal point tersebut sebelum memencar. Jika dibuat garis lingkaran imajiner maka panjang cahaya yang ditempuh masing-masing garis cahaya adalah sama. Gambar 207 memperlihatkan refleksi cahaya melalui reflektor spherical.













Gb.207 Reflektor spherical





Reflektor parabolic memiliki bentuk sisi parabola. Reflektor jenis ini merefleksikan cahaya langsung dari atau melalui focal point kemudian menyebar secara paralel membentuk cahaya yang diameternya hampir sama dengan diameter reflektor (Gb.208). Dengan demikian, diameter cahaya yang dihasilkan sangat tergantung dengan diameter reflektor. Contoh lampu sehari-hari yang menggu-nakan reflektor parabolic adalah lampu senter.











Gb.208 Refleksi prabolic





Selain refleksi yang dihasilkan melalui reflektor, cahaya juga akan mengalami refleksi setelah menyentuh objek penyinaran. Refleksi cahaya yang memantul setelah mengenai objek dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu specular, diffuse, spread, dan mixed. Refleksi specular (seperti cermin) memantulkan arah cahaya tanpa mengubah besaran cahaya alami dari sumbernya (Gb.209).















Gb.209 Refleksi specular





Refleksi diffuse terjadi ketika cahaya yang mengenai permukaan objek memantul dengan pendar yang merata ke segala arah (Gb.210). Contoh dari refleksi diffuse adalah ketika cahaya diarahkan ke sebuah lukisan dua dimensi.















Gb.210 Refleksi diffuse





Refleksi spread sama seperti refleksi diffuse tetapi persentase masing­masing garis cahaya tidak sama. Cahaya yang mengenai objek dengan intensitas lebih tinggi garis cahayanya akan memendar dan direfleksikan lebih panjang dari yang lain (Gb.211). Contoh refleksi spread adalah ketika cahaya mengenai gumpalan aluminium foil.















Gb.211 Refleksi spread





Refleksi mixed, merupakan refleksi campuran dari diffuse dan specular. Beberapa garis cahaya dipendarkan secara merata ke segala penjuru arah tetapi sebagian garis cahaya dipantulkan seperti cermin (Gb.212). Contoh refleksi mixed adalah ketika cahaya menyinari gagang pintu dari logam, jam tangan emas, atau lantai kayu yang mengkilat.







Gb.212 Refleksi mixed






Apabila ada yang salah saya mohon maaf yang sebesar-besarnya ya bro...


* SEKIAN *






SUMBER : febrianyfaridha.blogspot.com/p/tata-cahaya-multimedia.html dan http://nurfajargiovina.blogspot.com/2012/07/tata-cahaya-dalam-multimedia.html

Selasa, 13 Januari 2015

Teknologi Kamera Terbaru



Sebelumnya sempat muncul rumor mengenai keberadaan kamera mirroless terbaru dari Samsung bernama NX1. Dan kini, nampaknya perusahaan asal Korea Selatan tersebut mewujudkannya dan secara resmi merilis produk kamera terbarunya yang bernama NX1 SMART atau secara secara singkat disebut dengan Samsung NX1.


Fitur yang dimaksud adalah kemampuan untuk merekam video 4K UHD. Selain itu, kamera ini dilengkapi dengan S Lens 50-150mm f/2.8. Kamera ini juga menawarkan fitur autofocus tercepat yang dipunyai oleh Samsung, dengan NX AF System III yang mempunyai 205 titik phase-detection autofocus.





Video UHD yang bisa dihasilkan dengan kamera ini akan secara langsung tersimpan di memori dengan codec HEVC H.256. Selain itu, Anda juga bisa mengirim secara langsung video yang direkam tersebut dengan adanya konektivitas WiFi. Di bagian belakang, terdapat LCD Super AMOLED 3 inci dengan resolusi 720 x 480 piksel.












Kamera ini juga mempunyai ISO dengan range 100 hingga 25.600. Pihak Samsung juga menyematkan fitur NFC serta Bluetooth 3.0. Lensa pada kamera ini pun dilengkapi dengan fitur yang disebut Ultra-Prcise Steppimg Motor yang diklaim lebih presisi dibandingkan motor biasa. Mengenai harganya, kamera ini dipatok dengan banderol sebesar 1499 U$D untuk bodinya saja.


SUMBER : http://www.beritateknologi.com/kamera-samsung-nx1-smart-resmi-diperkenalkan-hadir-dengan-sensor-28mp-dan-mampu-merekam-video-4k/

Pengertian FPS



Siang bro...

Pada udah makan belum ?

Langsung saja bro...


JUMLAH GAMBAR DALAM 1 DETIK (fps)

Video adalah gambar bergerak. Bagaimana cara membuat gambar dapat bergerak? Caranya sudah ditemukan oleh Frederick James di tahun 1888 (Film seluloid) atau tuan Walt Disney di tahun 1901 (kartun) dulu, yaitu dengan menyatu-nyatukan gambar yang secara bertahap berubah sehingga saat gambar tersebut muncul bergantian dengan kecepatan tinggi, gambar akan tampak bergerak. Nah! Sama dengan video. Hanya saja seperti yang sudah diterangkan diatas, gambar-gambar tidak disimpan dalam bentuk gambar, tapi berupa sinyal video.


Banyaknya gambar dalam satu detik diberikan satuan Frames Per Second (fps). Banyaknya gambar yang dibutuhkan video sangat ditentukan oleh sistem video tersebut.




SISTEM


fps


NTSC (AS, Jepang, Canada)

29,97 fps


PAL (Eropa, Asia & Australia)

25 fps


SECAM (Perancis, Rusia & Sebagian Afrika)

25 fps



Memang menjadi masalah untuk merubah (Convert) jumlah frame yang dibutuhkan. Coba anda bayangkan : jika NTSC dirubah menjadi PAL. Dari jumlah bingkai gambar yang berjumlah 30 bingkai harus dibuang 5 bingkai untuk menjadi PAL yang hanya 25fps. Akibatnya gerakan gambar menjadi tidak halus. Begitu juga jika PAL yang hanya 25 fps harus menambah 5 bingkai untuk dijadikan NTSC yang 30fps. Alhasil, gambar juga menjadi tidak halus.


PERHATIAN! jika kita melakukan kesalahan disini adalah kesalahan yang sangat fatal : bahwa PAL, NTSC, ataupun SECAM BUKAN MERUPAKAN standar penggunaan (PAL untuk sinetron, NTSC untuk DVD dan SECAM untuk dokumenter), MELAINKAN standar sistem internasional yang meliputi : lembaga penyiaran televisi, sistem pertelevisian, sistem rekam elektronik, sistem ketersediaan video, dan lain-lain.


Karena kita tinggal dan hidup di Indonesia, kita menggunakan sistem PAL. Semua video film luar negeri (terutama Amerika/Hollywood) yang masuk dan disiarkan di Indonesia memang pada awalnya menggunakan sistem NTSC, tetapi kemudian akan di convert ke dalam sistem PAL. Jika anda membeli DVD maupun VCD asli yang dijual di Indonesia, walaupun video aslinya bersistem NTSC, mereka juga pasti sudah mengubah sistemnya menjadi sistem PAL karena ditakutkan tidak semua pesawat televisi dan player konsumen mendukung sistem lain selain sistem PAL. Kecuali jika anda membeli VCD atau DVD bajakan. Entah dia membajak dari sumber mana. Jika mereka membajak langsung dari Amerika atau Jepang tidak aneh jika format DVD tersebut adalah NTSC. Jika dunia Broadcast Indonesiaberusaha memutar video dengan sistem NTSC, saya yakin mereka (stasiun TV di Indonesia) tidak akan dapat memutar video mereka sendiri tersebut. Jika anda membeli kamera video jenis apapun, di Indonesia, pasti kamera tersebut sudah berformat PAL. Saya belum pernah melihat kamera video yang bisa mengubah sistem rekamnya dengan mudahnya (PAL/NTSC/SECAM) karena sistem Video Head, kecepatan putar pita dan sistem proses sinyal videonya berbeda.


Beberapa pemutar video kelas profesional biasanya tidak menyediakan fasilitas multi system compatibility (mampu mendeteksi sistem rekam secara otomatis maupun manual). Jika kita (orang Indonesia) memesan alat putar video (player), walaupun memesan dari luar negeri apalagi alat tersebut kelas profesional, pasti dikirim yang berformat PAL.


Apa yang terjadi jika alat tidak sesuai dengan sistem, satu hal yang paling fatal adalah gambar tidak keluar. Karena ternyata terdapat kasus yang menyebutkan bahwa PAL, NTSC dan SECAM dapat dilihat dari penggunaannya, seperti PAL digunakan untuk siaran televisi, sinetron, dsb; NTSC untuk format DVD; dan SECAM untuk format dokumenter, dsb. Saya berani menjamin dan bertanggung jawab bahwa sistem standar video di Indonesia menggunakan sistem PAL.


Maka dari itu, mulai saat ini, kita sebaiknya memperdalam dan membahas tentang sistem PAL saja. Karena kita tunggal di Indonesia, maka sebaiknya kita memperdalam dan mempelajati sistem NTSC sebagai tambahan ilmu (jika suatu saat anda bermasalah dengan perbedaan sistem ini), dan bersifat “cukup tau saja”.


apabila ada salah kata saya minta maaf ya bro...


* SEKIAN *






SUMBER : https://tentangvideo.wordpress.com/2009/08/23/1-jumlah-gambar-dalam-1-detik-fps/

Aspek Rasio Dalam Dunia MultiMedia



14 Januari 2015

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Langsung saja kali ini saya akan share tentang aspek rasio dalam dunia multimedia khususnya perfilman


Menentukan Aspek Rasio dalam produksi film/video sangat diperlukan guna memastikan film yang akan dibuat sesuai dengan media penayangannya. Ketepatan memilih aspek rasio dapat menghindari terjadinya distorsi visual, mengingat media output sangat beragam jenisnya seperti bioskop, televisi, internet, gadged dan lain sebagainya.
Aspek Rasio (Aspect Ratio) merupakan perbandingan proporsi antara lebar (width) dan tinggi (height) pada bidang gambar video/film. Aspek rasio tidak memiliki satuan ukuran (cm,inch, px dll), namun secara umum hanya dinyatakan dengan dua angka yang dipisahkan dengan titik dua, misalnya 4 : 3 atau 16 : 9.









Aspek rasio W:H


Ada tiga cara yang biasa dipakai dalam penulisan aspek rasio, pertama dalam bentuk sederhana panjang : lebar (W:H), cara kedua dengan menulis angka desimal:1 dan ketiga hanya ditulis angka desimalnya saja. Contoh untuk penulisan aspek rasioi 16:9 atau 1,77:1 atau 1,77.


Secara umum, para pembuat film menentukan aspek rasio berdasar pada apa yang sudah ada pada kamera. Adapun aspek rasio pada kamera yang kebanyakan beredar di Indonesia menggunakan 1.33:1 atau yang lebihh dikenal 4:3 dan menggunakan 1.77:1 (16:9) atau yang sering disebud widescreen. Aspek rasio 4:3 biasa dipakai pada televisi CRT dan monitor komputer tradisional. Sedangkan aspek rasio 16:9 digunakan untuk televisi jenis HDTV dan monitor komputer layar LCD (Liquid Crystal Display) widescreen.





perbandingan aspek rasio pada televisi


Aspek rasio 4:3 akan menampilkan gambar dengan baik pada media yang mampu memproyeksikan dengan aspek rasio 4:3 juga, misal televisi CRT. Apabila televisi CRT tersebut menayangkkan video format 16:9 maka akan menghasilkan distorsi visual dimana obyek dipaksa menyempit dan terlihat lebih ramping.





Aspek rasio 16:9 (widescreen)





aspek rasio 16:9 yang ditampilkan pada televisi tabung menghasillkan distorsi visual


Untuk menghindari distorsi gambar pada televisi CRT, biasanya stasiun televisi yang akan menayangkan film dengan aspek rasio 16:9 akan melakukan croping gambar sisi kanan dan kiri agar terlihat full sreen di monitor, hal ini sering dilakukan saat penayangan film-film Indonesia lawas. Cara lain agar video format 16:9 dapat tayang di televisi CRT dengan baik adalah dengan menampilkan keseluruhan video meski dengan resiko akan terdapat bar warna hitam diatas dan bawah gambar.





croping video widescreen (16:9) yang ditampilkan pada televisi CRT





Terdapat blok warna hitam diatas dan bawah video





Penggunaan media penayangan video 16:9 yang terbaik adalah pada televisi widescreen atau HDTV. Memaksakan untuk menayangkan video 4:3 pada televisi LCD widescreen akan menghasilkan visual yang distorsi juga, biasanya obyek yang tampak akan terlihat lebih gemuk karena dipaksa melebar untuk memenuhi ruang layar.





aspek rasio standar 4:3





Distorsi visual pada video 4:3 yang ditampilkan pada televisi widescreen


Selain dua aspek rasio yang telah disebutkan diatas, ada juga aspek rasio lainnya yang bisa dan sering kita jumpai, yaitu ketika di bioskop. Aspek rasio yang ada di bioskop memiliki bidang yang lebih lebar dari televisi


Perkembangan teknologi digital saat ini semakin mempermudah para filmmaker untuk dapat membuat dan memutar karyanya di bioskop. Jika sebelumnya memutar film harus menggunakan proyektor seluloid, saat ini teknologi untuk memutar film sudah banyak yang menggunakan Digital Cinema projectors. Proyektor inilah yang akan memproyeksikan gambar dari data video dalam format DCP (Digital Cinema Packet).


Ada tiga jenis aspek rasio yang dapat diproyeksikan oleh Digital Cinema projectors yakni aspek rasio 1.85:1 (Academy Flat), 2.39:1 (panavision/cinemascope) dan 1.90:1 (Full Container).





Aspect Ratio bioskop 1.85:1 (Acadmey Flat)





Aspek rasio untuk bioskop 2.39:1 (panavision)


Aspek rasio screen yang digunakan di bioskop Platinum Cineplex Solo adalah 2.39:1 (panavision/cinemascope). Apabila memutar film dalam format 16:9 secara otomatis akan muncul bar hitam dikedua sisi gambar. Untuk menghilangkan bar hitam di kedua sisi, ada juga yang melakukan croping di sisi atas dan bawah sehingga gambar bisa full wide.





bar hitam di dua sisi gambar ketika memutar film dengan aspek rasio 16:9 di bioskop


Ada banyak aspek rasio film/video yang pernah dibuat sejak pertama kali film muncul, Berikut data berbagai jenis Aspek Rasio lainnya diantaranya :
1.19 : 1 (Movietone ratio) = Aspek rasio ini digunakan secara singkat selama masa peralihan, yaitu saat industri film telah digabung dengan media suara (1926-1932). Rasio ini dihasilkan dengan melapiskan sebuah soundtrack optik lebih 1,33 dalam pencetakannya, sehingga gambar yang dihasilkan hampir persegi.
1.25:1 (5:4) = Aspek rasio ini sangat populer ketika monitor komputer diproduksi secara masal dengan menggunakan LCD panel 17” dan 19” atau monitor CRT 19” dan 21” yang menggunakan resolusi 1280×1024 (SXGA). Secara historis aspek rasio ini mejadi cikal bakal penggunaan aspek rasio 4:3 untuk digunakan sebagai media penyiaran.
1.33:1 (4:3, 12:9) Academy Ratio = Aspek rasio ini merupakan ukuran standar yang masih sering digunakan untuk Video/Televisi di Indonesia. Format ini masih banyak ditemukan pada kamera video rumahan seperti pada kamera handycam dan sejenisnya.
1.375:1 = 35 mm full screen, hampir semua film antara tahun 1932 dan 1953 menggunakan aspek rasio ini. Secara resmi diadopsi sebagai “Academy ratio” pada 1932 oleh AMPAS. Format ini jarang digunakan dalam konteks saat ini.
1.43:1 (IMAX) = Adalah aspect ratio film yang diputar di layar IMAX ataupun difilmkan dengan kamera IMAX. Gambar yang dihasilkan lebih tajam dan bagus karena saat produksi menggunakan film 70 mm.
150:1 (3:2, 15:10) = Rasio dari film 35 mm digunakan untuk fotografi. Juga aspek rasio asli VistaVision.
1.55:1 (14:9) = Aspek rasio layar lebar ini kadang-kadang digunakan dalam iklan atau pengambilan gambar yang lainnya. Format ini berada dipertengahan antara 4:3 (12:9) dan 16:9. Bila dikonversi ke frame 16:9, ada “pillarboxing” sedikit, sementara jika dikonversi ke 4:3 akan menciptakan “letterboxing”.
1.60:1 (8:5, 16:10) = Aspek rasio ini sering digunakan pada komputer Monitor Widescreen (misalnya resolusi 1920 × 1200).
1.66:1 (5:3, 15:9) European Widescreen = Aspek rasio ini awalnya diciptakan oleh Paramount Pictures, yang sekarang telah menjadi ukuran standar di beberapa negara Eropa. Aspek rasio ini terkadang disebut juga 1.67:1. Di akhir 1980-an hingga awal 2000-an, CAPS Program Walt Disney Feature Animationjuga menggunakan rasio ini (pertengahan antara rasio 1.85:1 atau digunakan di bioskop dan rasio 1.33:1 digunakan untuk video rumahan), Layar atas Nintendo 3DS juga menggunakan aspect ratio 1.66:1.
1.75:1 (7:4) = Awalnya 35 mm digunakan oleh MGM dan Warner Bros antara tahun 1953 dan 1955, dan sejak ditinggalkan, Disney kemudian melakukan cropping beberapa film era 50-an nya dengan rasio ini untuk kemudian diedarkan dalam bentuk DVD, termasuk film The Jungle Book.
1.77:1 (16:9 | 42 : 32 |42:32) Widescreen TV = Aspek rasio ini merupakan ukuran standar video layar lebar yang digunakan dalam High Definition Television(HDTV) yang saat ini telah dijadikan sebagai standard Televisi jaman sekarang. Dikenal juga sebagai 16:9.
1.85:1 Academy Flat, VistaVision = Aspek rasio ini telah menjadi standar layar layar lebar unruk film bioskop Amerika dan Inggris. Diperkenalkan oleh Universal Pictures pada Mei, 1953.
1.896:1 = DCI / SMPTE digital cinema basic resolution container aspect ratio
2.00:1 (Super Panavision 70, Technirama) = Merupakan ukuran superscopeasli yang digunakan sebagai rasio flat di beberapa studio Amerika pada 1950-an, ditinggalkan pada tahun 1960, tetapi baru-baru ini dipopulerkan lagi oleh sistem kamera Red One. Pada tahun 2001 Studio Ghibli menggunakan framing ini untuk film animasi nya Spirited Away.
210:1 (21:10) = Rencana aspect ratio futuristik untuk televisi dan bioskop.
220:1 (11:5, 22:10) = 70 mm standar. Awalnya dikembangkan untuk Todd-AOpada tahun 1950. Jika dikompresi dalam MPEG-2 rasionya adalah 2.21:1, tapi hampir tidak digunakan.
2.35:1 (Anamorphic Scope) = 35 mm “Anamorphic “sebelum tahun 1970, digunakan oleh CinemaScope dan Panavision. “Anamorphic” berangsur-angsur berubah menjadi 2,39, tetapi sering disebut sebagai 2,35 pula, karena konvensi lama. (Perhatikan anamorphic yang mengacu pada kompresi gambar pada film untuk memaksimalkan area sedikit lebih tinggi dari standar 4-PERF Academy aperture) Semua film India Bollywood yang dirilis setelah 1972 disyuting dalam standar ini.
2.37:1 (64:27 = 43:33) = Antara tahun 2009 – 2012 lalu, muncul TV yang memperkenalkan “21:09 cinema display”, namun format ini sapai sekarang tidak beitu populer.
2.39:1 (~ 12:5) = Merupakan ukuran Anamorphic (widescreen) dari tahun 1970 dan seterusnya. Seringkali disebut sebagai format Panavision atau scope. Ditetapkan sebagai aspek rasio 2.40:1 untuk Blu-ray film (resolusi 1920 × 800).
2.55:1 (~ 23:9) = Merupakan aspek rasio Asli CinemaScope sebelum optik suara ditambahkan ke dalam film pada tahun 1954. Diciptakan oleh 20th Century Foxpada tahun 1953.
2.59:1 (~ 13:5) = Cinerama pada ketinggian penuh (tiga kamera menangkap gambar menggunakan film 35 mm kemudian diproyeksikan secara bersamaan ke dalam satu gambar layar lebar yang komposit).
2.66:1 (8:3, 24:9) = Frame output dari Super 16 mm. Secara efektif, gambar yang dari rasio 24:9 ter-convert ke aspek rasio asli 15:09 dari 16 mm super negatif.
2.76:1 (~ 11:4) = Ultra Panavision 70 (65 mm dengan 1,25 × squeeze anamorphic). Digunakan hanya pada beberapa film antara tahun 1962 dan 1966, seperti Battle of the Bulge (1965).
2.93:1 = MGM Kamera 65, Digunakan hanya sampai tahun 1962 saat versi awal film Ultra Panavision, terutama Ben-Hur (1959)
400:1 = Aspek rasio ini jarang sekali digunakan, Polyvision, tiga projektor 35 mm aspek rasio 1.33:1 diproyeksikan berdampingan. Pertama kali digunakan pada tahun 1927 di Abel Gance’s Napoléon.
12.00:1 = Circle-Vision 360 ° dikembangkan oleh Walt Disney Company pada tahun 1955 untuk digunakan dalam Disneyland. Menggunakan sembilan 04:03 proyektor 35mm untuk menampilkan gambar yang benar-benar mengelilingi penonton.


Apabila ada salah kata saya mohon maaf ya bro... :-D


* SEKIAN *


Wassalamu'alaikum Wr.Wb.






SUMBER : http://kinekita.com/aspek-rasio-dalam-produksi-film/

Media Rekam CD & DVD



14 Januari 2015

Assalamu'alaikum Wr.Wb


Siang bro kali ini saya akan share tentang media rekam CD & DVD


1.Pengertian media rekam CD


CD-ROM (compact disc read-only memory) adalah sebuah piringankompak dari jenis piringan optik yang dapat menyimpan data. Ukuran data yang bisa disimpan saat ini bias mencapai 700MB atau 700 juta bit. CD-ROM bersifat read only (hanya dapat dibaca, dan tidak dapat ditulisi).


2.Prinsip kerja media rekam CD


Suara yang ditangkap oleh alat pemroses suara memiliki tipe data digital yang mana datanya dinyatakan dalam bilangan biner, yaitu 0 dan 1. Serangkaian 0 dan 1 ini merepresentasikan suatu nilai sendiri yang mana dengan decoder tertentu akan menghasilkan nilai yang diinginkan (data yang diperoleh tidakrusak/sesuai). Pada kepingan CD, data 0 diperoleh dari lubang yang dibuat oleh CD writer, sedangkan data 1 tidak memiliki lubang. Jadi, deretan data seperti 1011, dalam bentuk fisik akan menjadi: rata lubang rata-rata. Lubang inidimensinya sangat kecil sekali. Sekarang, lobang atau ratanya diganti dengantransparan atau buramnya salah satu lapisan pada CD yang namanya Photosensitive Dye. Lapisan ini yang menentukan poladeretan data 1 dan 0.


Perbedaan Media Rekam VCD dan DVD


VCD (Video Compact Disc) atau MPEG1 atau DAT menggunakan media rekam CD (Compact Disc) biasa sebagai alat atau media untuk memutarkembali/playback.


DVD Video (Digital Versatile Disc Video) atau MPEG2 atau VOB menggunakan media rekam DVD sebagai alat untuk memutar kembali/playback.


Dari pernyataan diatas, disini berarti akan dibahas perbedaan media rekam untuk VCD dan DVD-Video yaitu media rekam CD dan DVD.


















Perbedaan Media Rekam VCD dan DVD


1. Dilhat dari hal ukuran Track dan Pitch


DVD memiliki ukuran pit lebih kecil dari CD. Pit adalah lubang (galian) kecil atau tekanan yang sedikit diatas permukaan disc yang mengijinkan pickup laser untuk membedakan antara kondisi digital berlogik 0 dan 1. DVD sisitunggal, lapisan tunggal dapat menyimpan sekitar tujuh kali lebih banyak daripada CD. Sebagian besar tambahan ini berasal dari pit dan track pada DVD lebih kecil.


2. Dilihat dari Track space / spasi tiap track


Jalur track pada DVD 2,16 kali lebih kecil dan panjang pit minimum, untuk DVD lapisan tunggal adalah 2,08 kali lebih kecil daripada CD. Fitur spasi track antar pit spiral pada DVD lebih tipis. Dalam susunan demikian DVD player membaca format DVD dengan ukuran pit lebih kecil dan spasi track lebih tipis, jenis laser yang digunakan berbeda karena menghendaki cahayadengan berkas yang lebih sempit. Ini merupakan satu dari sebagian besar alas an mengapa CD player tidak dapat membaca DVD, sementara DVD player mampu membaca CD audio.


3. Dilihat dari kapasitas lapisan pada single side – single layered


Sebagaimana telah diketahui DVD-5, merupakan konstruksi yang paling sederhana format ini mampu menyimpan 4,7 GB data digital. Angka 5 dalam DVD-5 signifikan dengan mendekati kapasitas data 5 GB, sedangkan kapasitas CD hanya 650 MB. Informasi digital ini mendekati dua jam video digital dan audio video, atau 74 menit untuk musik DVD audio resolusi tinggi.


4. Dilihat dari Panjang Gelombang Sinar Laser (ƛ)


Keduanya sama-sama pakai sinar laser merah untuk pembaca datanya.Bedanya ada di panjang gelombang. Sinar laser merah pada CD panjanggelombangnya adalah 780 nm, sedangkan DVD menggunakan sinar laser merahber-panjang gelombang 650 nm.














5. Dilihat dari NA/Diafragma atau pengatur lensa Fokus


Besarnya NA atau Diafragma untuk CD Nilainya 0,45 dan untuk DVD nilainya 0,6. Semakin besar nilainya, semakin kecil titik fokus yang bias dibuatoleh lensa. Besarnya diafragma mempengaruhi jarak lapisan data dengan mata laser.


Ketebalan keping adalah 1,2 mm, anggap saja lapisan yang mengkila padalahlapisan atas dan lapisan yang berlabel adalah lapisan bawah. Pada CD Lapisan data terletak di lapisan bawah sendiri dan bersentuhan langsung dengan lapisan label. Sedangkan lapisan data DVD terletak di tengah-tengah keping, atau 0,6 mm dari lapisan atas. Coba ambil keping cd yang sudah takter pakai, coba gores labelnya dengan uang logam ato benda lain yang mirip. Ketika digores labelnya, lapisan datanya juga ikut terkelupas. Bila digores semuanya maka akanmenghasilkan keping CD yang bening. Berbeda dengan DVD, bila digoreslabelnya, lapisan datanya akan tetap hidup tenang ditengah keping.


Sebelum munculnya DVD dan Blu-ray , CD Video (disingkat VCD, dan jugadikenal sebagai Lihat CD, Compact Disc digital video) menjadi format pertamauntuk mendistribusikan film pada standar cakramoptik 120 mm. The format is a standard digital format for storing video on a Compact Disc. Format nya adalahstandar digital format untuk menyimpan video yang pada Compact Disc VCDs are playable in dedicated VCD players, most DVD-Video players, personal computers, and some video game consoles. VCD dimainkan di VCD player khusus, kebanyakan DVD-Video player, computer pribadi ,dan beberapa konsol video game.


Spesifikasi


Video spesifikasi :


Codec: MPEG-1


Resolusi:


NTSC : 352x240


PAL / SECAM : 352x288


Aspek Rasio :


NTSC : 4:3


PAL / SECAM : 4:3


Framerate:


NTSC : 29,97 atau 23.976 frame per detik


PAL / SECAM : 25 frame per detik


Bitrate: 1.150 kilobit per detik


Tingkat Pengendalian: kecepatan bit konstan


Meskipun banyak DVD pemutar video mendukung pemutaran, VCD video tidakkompatibel dengan DVD-Video standar.


Audio spesifikasi


Codec: MPEG-1 Audio Layer II


Frekuensi: 44.100 hertz (44.1 kHz)


Output: Dual channel atau stereo


Bitrate: 224 kilobits per second Bitrate: 224 kilobits per detik


Rate Control: Constant bitrate Tingkat Pengendalian: bitrate Konstan


Seperti kebanyakan format berbasis CD, VCD audio kompatibel dengan DVD-Video standar karena perbedaan dalam frekuensi; DVD membutuhkan 48 kHz, sedangkan VCD menggunakan 44,1 kHz


DVD adalah disk optic penyimpanan format media, diciptakan dandikembangkan oleh Philips , Sony , Toshiba , dan Panasonic pada tahun 1995. DVD menawarkan kapasitas penyimpanan yang lebih tinggi dari Compact Disc sementara memiliki dimensi yang sama.


Pra-rekaman DVD diproduksi secara missal menggunakan mesin cetak yang secara fisik cap data ke DVD. Cakram tersebut dikenal sebagai DVD- ROM ,karena data hanya dapat dibaca dan tidak ditulis atau terhapus. DVD recordable kosong ( DVD-R dan DVD + R ) dapat direkam sekaligus menggunakanteknologi perekaman disk optic dan didukung oleh drive disk optic dan perekam DVD dan kemudian berfungsi sebagai DVD-ROM. DVD rewritable ( DVD-RW , DVD + RW , dan DVD-RAM ) dapat direkam dan dihapus beberapa kali.


DVD yang digunakan dalam DVD-Video format video digital konsumen dan DVD-Audio Format audio digital konsumen, serta untuk authoring cakram AVCHD. DVD yang berisi jenis informasi lainnya dapat disebut sebagai cakram data DVD.






Spesifikasi


DVD-Video adalah standar untuk menyimpan dan mendistribusikan video / konten audio pada media DVD. Format mulai dijual di Jepang pada tanggal 1 November 1996, di Amerika Serikat pada tanggal 1 Maret 1997, di Eropa padatanggal 1 Oktober 1998 dan di Australia pada tanggal 1 Februari 1999. DVD-Video menjadi bentuk dominan rumah distribusi video di Jepang ketika pertama kali mulai dijual pada tahun 1996, tetapi tidak menjadi bentuk dominandistribusi rumah video di Amerika Serikat sampai 15 Juni, 2003 ketika DVD Video-mingguan di Amerika Serikat sewa mulai out numbering kaset VHS mingguan sewa, mencerminkan tingkat adopsi yang cepat dari teknologi di pasar AS. Saat ini, DVD-Video adalah bentuk dominan di seluruh dunia distribusirumah video, meskipun di Jepang itu dikalahkan oleh Blu-ray Disc Blu-saat ray pertama mulai dijual di Jepang pada tanggal 31 Maret 2006.


DVD-Audio adalah format untuk memberikan konten audio kesetiaan yang tinggi pada DVD. Dibandingkan dengan format CD, jauh lebih tinggi kapasitas DVD format memungkinkan masuknya music jauh lebih (terhadap waktuberjalan total dan kuantitas lagu) dan / atau kualitas audio jauh lebih tinggi (tercermin dari tinggi tingkat sampling dan resolusi sampel yang lebih besar, dan / atau saluran tambahan untuk suara spasial reproduksi). Meskipunspesifikasi unggul DVD-Audio yang teknis, ada perdebatan apakah perangkattambahan audio yang dihasilkan dibedakan dalam lingkungan mendengarkankhas. DVD-Audio saat ini membentuk ceruk pasar, mungkin karena jenis sangatperang format dengan standar saingan SACD yang DVD-Video dihindari.






Kurang lebihnya itu bro mohon maaf bila ada salah.


* SEKIAN *


Wassamu'alaikum Wr.Wb.






Sumber : http://teknologiall.blogspot.com/2013/02/menjelaskan-media-rekam-cd_8208.html

Sejarah Kamera



14 Januari 2015

Assalamu'alaikum Wr.Wb

apa kabar para fans :-D

kali ini saya akan share tentang sejarah kamera.Langsung saja.

Kamera adalah alat paling populer dalam aktivitas fotografi. Nama ini didapat dari camera obscura, bahasa Latin untuk "ruang gelap", mekanisme awal untuk memproyeksikan tampilan di mana suatu ruangan berfungsi seperti cara kerja kamera fotografis yang modern, kecuali tidak ada cara pada waktu itu untuk mencatat tampilan gambarnya selain secara manual mengikuti jejaknya. Dalam dunia fotografi, kamera merupakan suatu peranti untuk membentuk dan merekam suatu bayangan potret pada lembaran film. Pada kamera televisi, sistemlensa membentuk gambar pada sebuah lempeng yang peka cahaya. Lempeng ini akan memancarkan elektron ke lempeng sasaran bila terkena cahaya. Selanjutnya, pancaran elektron itu diperlakukan secara elektronik. Dikenal banyak jenis kamera potret.

SEJARAH


Kamera berawal dari sebuah alat serupa yang dikenal dengan Kamera Obscura yang merupakan kotak kamera yang belum dilengkapi dengan film untuk menangkap gambar atau bayangan. Pada abad ke 16 Girolamo Cardano melengkapi kamera obscura dengan lensa pada bagian depan kamera obscura tersebut. Meski demikian, bayangan yang dihasilkan ternyata tidak tahan lama, sehingga penemuan Girolamo belum dianggap sebagai dunia fotografi. Pada tahun 1727 Johann Scultze dalam penelitiannya menemukan bahwa garam perak sangat peka terhadap cahaya namun beliau belum menemukan konsep bagaimana langkah untuk meneruskan gagasannya.


Pada tahun 1826, Joseph Nicepore Niepce mempublikasikan gambar dari bayangan yang dihasilkan kameranya, yang berupa gambaran kabur atap-atap rumah pada sebuah lempengan campuran timah yang dipekakan yang kemudian dikenal sebagai foto pertama. Kemudian, pada tahun 1839, Louis Daguerre mempublikasikan temuannya berupa gambar yang dihasilkan dari bayangan sebuah jalan di Paris pada sebuah pelat tembaga berlapis perak. Daguerre yang mengadakan kongsi pada tahun 1829 dengan Niepce meneruskan program pengembangan kamera, meski Niepce meninggal dunia pada 1833, mengembangkan kamera yang dikenal sebagai kamera daguerreotype yang dianggap praktis dalam dunia fotografi, dimana sebagai imbalan atas temuannya, Pemerintah Perancis memberikan hadiah uang pensiun seumur hidup kepada Daguerre dan keluarga Niepce. Kamera daguerreotype kemudian berkembang menjadi kamera yang dikembangkan sekarang.


Apabila ada kurangnya saya mohon maaf ya...


* SEKIAN *


Wassalamu'alaikum Wr.Wb.


Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kamera